Pilihan Hati

Menetapkan pilihan hati adalah suatu anugerah bagi saya, dimana takdir saya mengajar di sebuah sekolah yang bernama SDIT Assalam Islamic School, semua orang berbondong-bondong ingin mengajar disana, alhamdulillah dengan izin Allah saya diterima dan mengabdi menjadi seorang guru kelas. Sekolah tersebut berada di dalam kawasan pesantren, terdiri dari jenjang SD, SMP, dan SMA, kondisi sekolah sudah memadai, terdiri dari 12 kelas, ada ruang musalla, ada ruang perpustakaan, ada tempat berwuduk, kantor guru, dan kamar mandi. Setiap pagi sebelum masuk ke kelas semua siswa berbaris di depan kelas membacakan asmaul husna, bergema setiap penjuru kelas untuk mendapat keberkahan sebelum belajar. Setelah masuk ke dalam kelas siswa berdoa terlebih dahulu, selanjutnya saya memimpin murajaah berupa beberapa surat, setelah murajaah maka satu orang persatu saya menyimak setoran hafalan mereka. Setelah selesai murajaah siswa mengambil air wudhuk untuk salat dhuha, itu merupakan hal yang wajib dan rutin dalam sekolah kami, sehingga menanamkan siswa kedispilinan dalam beribadah, saya dan kawan-kawan lain mengontrol dalam mengambil air wudhuk, mengajari mereka, mengontrol dalam hal salat sudah menjadi tugas kami, hingga sampai salat zuhur.  

Kondisi sekolah kami berada dalam kawasan pesatren, jadi saya menanamkan nilai-nilai keagamaan, bagaimana harus berpakaian yang sesuai dengan syariat, bertutur yang baik, saling menghargai satu sama lain, dan menganggap sebagai keluarga yang baik, sehingga anak didik mampu mengikutinya dengan perlahan menurut aturan yang ditentukan, mereka akan terbiasa menjalankannya tanpa dipaksa. Saya melakukan hal tersebut untuk membuat anak didik saya bisa menanamkan sejak dini hal-hal yang berbaur agama, yang akan dilakukan dalam kehidupannya sehari-hari, agar terbiasa walau sudah tamat nanti, dan menunjukkan kepada orang-orang akhlak yang baik, jika nanti sudah tamat maka mereka akan membawa nama baik sekolah. Walaupun dalam kondisi yang memadai semangat hafalan quran anak kami tidak pernah luntur, mereka berlomba-lomba menghafalnya, tanpa paksaan dan dorongan  semua itu dilakukan dari hati mereka, dan kami memberi mereka dalam suatu penghargaan yaitu wisuda tahfidz quran.

Stategi saya mengajar adalah dengan cara yang pertama sekali yaitu mengajari dari hati kehati dengan menamakan sikap yang lembut,  menetapkan kedispilinan kepada mereka, istilahnya dengan menyepakati apa sanksi yang akan mereka dapat jika melanggar suatu aturan tersebut, selanjutnya saya mengatur tempat duduk dengan bermacam variasi dalam 2 minggu sekali, seperti tempat duduk berbentuk liter u, ada yang berbentuk biasa, ada yang berbentuk papan berhadapan, dan sebagainya. Saya ingin melihat sejauh mana mereka akan beriteraksi, dan belajar dengan  berbeda-beda keadaan tempat duduk yang membuat mereka tidak jenuh dalam belajar, saya juga ingin mengetahui sejauhnya tingkat proses mereka saling bekerja sama, tidak ada yang namanya perbedaan tingkat pengetahuan mereka, saya juga ingin melihat mereka dalam proses mengajari kawannya apabila tidak bisa. Setelah itu saat memasuki dalam proses pembelajaran saya terlebih dahulu  berdoa bersama mereka, setelah itu menasehati mereka dengan memberi siraman rohani tentang akhlak, kemudian baru memasuki dalam pembelajaran. Maka saya akan menjelaskan terlebih dahulu pembahasan materinya, jika ada sebagian yang belum mengerti saya akan menjelaskan berulang-ulang, karena tingkat kemampuan seorang anak berbeda-beda ada yang cepat tangkap dan ada yang terlambat tangkap.  Dalam proses mengajar saya menerapkan profil pancasila dengan menunjukkan nilai-nilai profil pancasila itu sendiri misalnya beriman, bertakwa kepada tuhan yang maha Esa dan berakhlak mulia yaitu dengan menasehati dan memberikan kisah-kisah rasul dan sebagainya, selanjutnya saya menanamkan kepada mereka sikap mandiri dimana seorang anak harus membuat tugasnya dengan sendiri tanpa menyontek, memberi tahukan bahwa hal tersebut tidak baik, dan saat mereka melakukan kesalahan mereka berani bertanggungjawab, selanjutnya saya juga menanamkan sikap bergotong royong dimana anak-anak setelah makan membuang sampah kepada tempatnya, apabila ada sampah maka saya menyuruh mereka mengambilnya, dengan cara mengatakan akan mendapat fahala, dan mereka bekerja sama dengan baik, saya juga menamakan kepada mereka harus saling memberi satu sama lain, tidak boleh bertengkar, dan membantu kawan apabila membutuhkan. Kemudian ketika mereka membuat suatu tugas ketika jawaban mereka berbeda-beda saya menerima hasil kemampuan mereka, saya selalu mengatakan kepada mereka, nak ditambah lagi jawabannya ya, jika banyak maka akan luar biasa, sehingga membuat mereka percaya diri akan yang dilakukannya, dan membuat mereka tidak merasa minder serta dikuciklan. Ketika mereka tidak bisa saya akan berkeliling atau memanggil mereka kemeja saya untuk membuat bersama, dan mereka akan paham dengan pelajaran tersebut. Saya juga menanamkan kepada mereka jika kalian sudah siap, tolong ajarin kawan kalian, supaya mereka bisa, mereka dengan lapang dada mengajari kawan-kawanya menujukkan sifat saling berbagi ilmu. Setelah itu jika ada pertanyaan yang mengakibatkan berfikir menggunakan nalar, maka saya menyuruh mereka mengeluarkan pendapat mereka masing-masing,  saya tidak menolak pendapat mereka, saya menerimanya dengan senang hati, karena mereka sudah bersusah payah mengeluarkannya, saya juga melakukan proses respon dan melihat bagaimana peserta didik menanggapinya, ada daya tarik tersendiri sehingga akan mengakibatkan stimulus yang baik dalam proses belajar, saya juga menanamkan kepada mereka proses tanya bertanya agar terjadinya umpan interaksi dengan baik, ada yang tidak mengerti, sehingga bisa jadi mengerti. Selanjutnya di dalam proses belajar saya juga menggunakan metode, strategi dan media agar mereka tidak jenuh belajar, dalam proses belajar saya juga akan menceritakan kisah-kisah yang membangkitkan daya minat mereka, dan memberi berbagai macam motivasi, saya setiap hari juga memberikan apreasi kepada mereka berupa a plus, berupa bentuk bintang kejora dan sebagainya saat memeriksa tugas mereka, maupun nilai keseharian mereka dalam berketerampilan, sekecil apapun usaha mereka melakukan saya memberi apresiasi. Setelah itu dalam proses numerasi saya memanfaatkan benda-benda disekitar mereka dalam proses menghitung, supaya mereka cepat tangkap, dan saya juga menggunakan cara menyelasaikannya ada beberapa cara supaya mereka bisa memilih yang mana yang mudah, selanjutnya saya sebelum mereka membuat tugas, saya menyuruh mereka literasi sekitar lima menit, setelah buat tugas mereka juga literasi, dan sebelum pulang saya juga menyuruh mereka literasi supaya mereka terlatih membacanya, dan mengetahui apa informasi yang akan didapat ketika literasi. Saya juga menerapkan proses belajar agar tidak pasif, dengan cara memancing keadaan agar mereka mampu belajar dengan aktif, seperti mangaikatkan suatu pembahasan dengan kehidupan nyata, atau hal-hal yang berada disekitar, sehingga mereka ingin mengetahui lebih dalam dan akan mengakibatkan keaktifan bagi siswa. 

Dalam proses belajar maupun diluar proses belajar saya harus mengetahui bagaimana karakter setiap anak, supaya bisa memasukkan ilmu menurut pemahaman mereka, walaupun setiap anak tersebut berbeda-beda karakter namun mempunyai satu tujuan yang sama yaitu belajar, maka dari itu saya harus banyak-banyak belajar, memahami mereka dalam mendidik, membina, membentuk mereka dengan karakter mereka masing-masing. Saya juga harus mampu memahami keadaan mereka, latar belakang mereka tanpa harus menghakimi mereka, saya juga mendengarkan setiap keluh kesah  mereka, pendapat mereka, hal-hal yang sepele mereka katakan, atau hal-hal yang mereka untuk menarik simpati dari saya, atau mendekatkan diri kepada saya, maka saya gunakan dengan sebaik mungkin untuk mengambil hatinya dan membentuk karakter mereka dengan baik.

  Alhamdulilah dengan melakukan berbagai macam stategi, proses dengan penuh kesabaran, memahami peserta didik dengan baik, maka terjadilah hubungan kasih sayang kami yang erat, satu hari saya tidak masuk membuat mereka sedih dan marah, banyak dampak-dampak yang baik saya terima sudah adanya ketertarikan dalam belajar walaupun belum semua siswa, ada juga yang sebahagian yang malas-malas sudah mau melakukan dan berusaha membuat tugas, walaupun ada juga sebahagian yang nakal-nakal, namun dengan kesabaran, dan menacari sumber penyebabnya sedikit demi sedikit mereka sudah terbuka dan mau belajar, walaupun tidak seratus persen, namun saya bersyukur dalam proses-proses strategi tersebut bisa menghasilkan dampak yang baik, semuanya membutuhkan proses, dan kita tidak boleh memaksakan kemampuan si anak didik melebihi batas kemampuannya, walaupun ada yang sebahagian keterlambatan, kita tidak boleh menyerah dan tetap berusaha. Seorang guru yang dirindukan dan disayangi oleh muridnya, ia yang mampu memahami mereka dengan keadaan apapun, tanpa memvonis mereka tidak baik, karena seorang anak membutuhkan kasih sayang dan pendekatan yang baik, dengan strategi yang baik, dan saya bahagia bisa dalam bahagian mereka, walaupun banyak perjuangan yang saya tempuh dalam proses mendidik, membimbing, membina dan membentuk karakter mereka, serahkan selalu kepada Allah dan niatkan karena-Nya, insyallah akan berjalan dengan sebaik mungkin dan indah pada saat usaha itu telah berhasil, jangan pernah bosan dan putus asa dalam mendidik mereka, karena mereka butuh proses secara perlahan-lahan agar mereka bisa dan mereka memahami semuanya dengan baik. 












Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

DISYUKURI

Blog dan Youtube Mengantarkanku Menjadi Guru Inspiratif Terbaik Nasional