Menguak Dapur Penerbit Mayor

 Tanggal pertemuan: 2 Maret 2022

Resume ke    : 20
Tema    Menguak Dapur Penerbit Mayor 
Moderator    : Mulyadi
Narasumber : Edi S. Mulyanta
Gelombang    : 23


Malam ini sungguh sangat sejuk ditemani rintihan kidungnya hujan, saya sambil rebahan mengikuti kelas menulis, dengan moderator yang berapa kali telah memandu kami dengan baik yaitu bapak Muliyadi.

Malam ini seorang narasumber yang luar biasa yaitu bapak Edi S. Mulyanta  yang merupakan penerbit ANDI dari Yogyakarta, beliau juga seorang akademi atau dosen, banyak karya dari hasil jemarinya telah mendunia di ibu Pertiwi, diberbagai toko telah menghiasi dengan karya-karya beliau yang luar biasa, masih banyak lagi tentang beliau. Inilah profil lengkap beliau 👉https://www.pbuandi.com/2021/11/edi-s-mulyanta.html?view=flipcard 

Istilah penerbit mayor yaitu mengacu pada jumlah produksi buku yang dihasilkan dalam satu tahun. Penerbit dengan jumlah terbitan di atas 200 judul per tahun dianggap sebagai penerbit skala mayor.



 Inilah kelebihan  penulis, bisa mendapat royalty (koin) juga bisa menunjang diakademik.

Inilah buku yang dapat ditulis menurut UU 3/17



Ada 4 kuadran yang digunakan oleh penerbit dalam menentukan buku tersebut layak terbit atau tidak di dasarkan pada keilmiahan dan besar market.

Penerbit melakukan scouting atau pencarian tema dan penulis, dan mereka berkeja smaa dengan team riset pemasaran  untuk menentukan diserap pasar. team riset memberikan data awal kemana yang akan menguntungkan.


Perencanaan naskah untuk ditawarkan ke penerbit dengan ATM yang sangat populer, yaitu:
👉Amati
👉Tiru
👉Modifikasi 

👉penerbit mayor mempunyai dana untuk memilih terbitan menjadi sasarannya.
👉Konsentrasi penulis adalah di materi yang otentik dan unik.
👉penerbit membantu dalam hal pembahasan dan penyajian 

3 Aspek penting:
1. Materi
2. Bahasa 
3. Penyajian

Kesimpulan
Penerbit adalah lembaga yang mencari profit, dan mempunyai idealisme dalam menerbitkan buknya sesuai dengan visi misinya. Penulis dapat mengikuti idealisme penerbit dalam menghasilkan buku yang akan dinikmati oleh pembacanya. 

MEMORI BERACUN

Hatiku berkidung lagi 
Dalam sajak yang tak bertuan
Aku malu pada hujan 
Sungguh dia menyaksikan sarkasme cinta  yang kurasakan saat ini
Kodok pun bersua ironi kepadaku 
Ingin ku menjerit Sampai ke benua Antartika
Ku layangkan gumpalan-gumpalan kekecewaan yang membelengguku
Rasanya panah cacian mencabik-cabik Sukmaku
Mereka ketawa akan kisahku
Namun mereka buta akan kenyataan ku
Ku masih berdiam diri dibilik kamar
Sebagai rebahan hati yang semu
Ku berdiam sepi
Ku resapi setiap siklus pertempuran dijiwa ini
Ku bangkit dari semua serangan ini
Ku hempaskan jauh-jauh 
Ku bidik dengan kekuatan tangguh
Tak kan ku biarkan lagi dia berhasil mencabik-cabik istana Sukmaku
Akhirnya timbulah kemenangan ku
Bahwa ku mampu menang
Menghapus memori yang mematikan
Akhirnya aku lega bisa merasakan suasana yang damai kembali
Sepucuk senyum telah kembali kepadaku
Hingga ilalang ketawa melihat tingkahku
Kini aku menjadi diri yang ceria kembali 
Sewindu memori beracun tak kan ku biarkan singgah kembali
Pergilah sejauh mungkin


Ulee Rabo, 2 Maret 2022
Jejak senja Cut Nisaul Rafiqa
Tanoeh Aceh

Komentar

  1. Mantap dan kerennnn....ajarin donk bisa puitisss

    BalasHapus
  2. Heheheh mksh mbakku, yok mbak, heheh kita japri ya mbakj,

    BalasHapus
  3. semakin meningkat tulisannya menuju buku solo...

    BalasHapus
  4. Bagus bu, selalu pakai puisi, keren

    BalasHapus
  5. Lengkap, konsisten, melangkah ke buku solo..sudah mencapai perrwmuan 20...🤩

    BalasHapus
  6. Santik ..manja...ayo menulis buku solo...

    BalasHapus
  7. Siap menuju buku solo mantapppp

    BalasHapus
  8. Dapur sudah terbuka, mari nikmati sajiannya "Go Penerbit Mayor"

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Komitmen Menulis di Blog

Kiat Menulis Cerita Fiksi

Menjadi Penulis Buku Mayor